Mengingat Jasa Kartini Para Guru dan Siswa melakukan Sungkem. BDS (22/04) - Ada pemandangan berbeda terlihat di halaman SMPN 2 Sragen, Selasa (21/4/2015) pagi. Tak seperti biasanya, hampir semua siswa di SMP yang berada di sebelah timur Kantor Bupati Sragen tersebut, pagi itu terlihat sumringah dengan dandanan kebaya dan beskap lengkap dengan aksesoris ala kejawen.
Tak hanya siswa, semua guru dan karyawan juga menyesuaikan dengan mengenakan busana yang sama. Tak lama berselang, mereka kemudian mengikuti apel bersama memeringati Hari Kartini di halaman sekolah dengan menghadap foto Raden Ajeng Kartini berkalung bunga yang sudah terpampang di depan.
Diawali dari kepala sekolah dan guru, ratusan siswa itu kemudian satu persatu berbaris untuk melakukan sungkem dan sujud di depan foto sebagai tanda penghormatan.
“Ayo satu-satu bergiliran. Beri penghormatan untuk pahlawan emansipasi kita Ibu RA Kartini,” ujar Kasek SMPN 2 Sragen, Natalina DM kepada siswa.
Suasana hening dan khidmat mengiringi jalannya sungkem yang dilakukan ratusan siswa itu. Bahkan, tak sedikit yang menitikkan air mata saking trenyuhnya. Pulihan wali murid juga tampak setia menyaksikan dari balik pagar sekolah. Natalina pun mengakui meski perayaan serupa hampir dihelat setiap tahun.
Jika ide sungkem dan penghormatan kepada RA Kartini itu memang baru dilakukan tahun ini. Meski terkesan sederhana, momen sungkem itu menurutnya bisa amat bermakna.
“Dengan penghormatan ini, setidaknya bisa membawa memori anak-anak dan guru untuk mengenang kembali jasa beliau (Kartini) yang sudah memperjuangkan emansipasi wanita. Sehingga anak-anak tidak lupa dengan jati diri mereka dengan tetap meneladani sifat beliau dan melanjutkan perjuangan beliau,” ucap Natalina.
Selain sungkem, peringatan kemarin juga dimeriahkan dengan serangkaian lomba diantaranya lomba keluwesan untuk memilih Mas dan Mbak SMPN 2 Sragen, lomba lagu keroncong serta lomba bertema lingkungan seperti lomba kebersihan kelas, melukis di tempat sampah, dan masak bagi bapak-bapak.
Selesai pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah, seluruh siswa dan guru kemudian berbaur makan nasi pincuk bungkus daun pisang secara bersama-sama di halaman sekolah.
“Selain mengakrabkan suasana antara guru dan siswa, makan nasi pincuk dengan bungkus daun pisang ini juga bagian dari upaya untuk melanjutkan semangat cinta lingkungan. Apalagi SMPN 2 Sragen ini sudah mendapat penghargaan Adiwiyata nasional 2014, dan harapannya ke depan bisa naik menjadi Adiwiyata Mandiri,” tandasnya.
Salah satu siswi kelas VIII, Deasy mengaku terharu dan sangat senang dengan berbagai kegiatan untuk peringatan Hari Kartini di sekolahnya.
Menurutnya dengan berbusana jawa dan menghormat foto Kartini, hal itu akan memberi motivasi bagi siswa untuk senantiasa meneladani sosok Kartini.
Red : "Itu adalah berita yang diambil dari Harian Joglo Semar Selasa 21/04/2015, bagaimanapun ritual seperti ini adalah cara untuk membunuh aqidah siswa, tidak heran mungkin yang dilakukan oleh kepala sekolah SMP N 2 Sragen yang notabennya adalah seorang Non Muslim (Kristen), tetapi dengan cara seperti ini adalah langkah yang keliru, kelau kita tengok kembali tentang sejarah Islam bagaimana mereka menyembah berhala-berhala mereka, semua dimulai dari menggambar para pendahulu-pendahulunya yang dianggap oraang yang Sholeh, tetapi lambat laun mereka terjebak di jurang kesyirikan dari hanya menggambar, kemudian memajang gambarnya disetiap rumahnya, kemudian akhirnya meminta berkah terhadap gambar-gambar itu dan menyembahnya.
Untuk mengkonfirmasi acara tersebut kami menghubungi salah satu guru Agama Islam di SMP N 2 Sragen melalui sambungan telepon , "memang sebelum acara Kepala Sekolah menginstruksikan kepada seluruh Guru, Karyawan dan siswa-siswinya untuk sungkem dan bersujud, tetapi secara individu memang ada beberapa guru yang tidak melakukannya termasuk saya (Bp. Mursidi –Guru PAI)"