2016

INFO KAJIAN BDS
IKUTILAH ⁠⁠⁠ KAJIAN UMUM
GRATIS PUTRA PUTRI

IN SYAA ALLAH
SENIN
10 Oktober 2016
Waktu : 19.30 WIB - Selesai
Tempat : Masjid Al Ikhlas Gemolong(Selatan RSUD Gemolong)
Bersama : Ustadz ABDULLAH MANAF AMIN (Dosen Ma'had 'Aly Annur Sukoharjo)

TEMA
Seputar Fikih Islam

Datanglah dengan mengharap Ridho Allah Ta'ala semata.
"Barangsiapa menempuh sebuah jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan untuknya jalan
menuju Surga" HR. Muslim No.2699

Baraakallahu Fiikum

BDS (BALAI DAKWAH SRAGEN)Sekretariat : Kompleks Masjid Al-Ikhlas Gemolong (selatan RSUD) Ngeseng Rt. 03 Gemolong Sragen Jawa Tengah No Hp. 0812-261-361-12

SIAPKAN INFAQ TERBAIK ANDA !
Bagi yang ingin berdonasi untuk pengembangan dakwah BDS bisa transfer ke :
BANK BRI KCP Gemolong
No rek. 0559-01-005580531
An. Feri Andianto

BCA KCU Slamet Riyadi
No Rek. 0151926109
An. Feri Andianto

Mandiri Syariah KCP URIP SUMOHARJO
No Rek. 7093659966
An. Feri Andianto

Konfirmasi transfer hubungi 0812-261-361-12


♻♻♻♻♻♻♻
Join Telegram https://tlgrm.me/BalaiDakwahSragen
Situs Resmi http://www.balaidakwahsragen.com
Fb. Balai Dakwah Sragen
Email. balaidakwahsragen@gmail.com
Whatsapp 0812-261-361-12
Takmir 0812-1526-264
Jadwal Kajian Rutin Semasa Masjid Al Ikhlas Gemolong

Senin malam selasa Ahad Pertama
 Pemateri ustadz Tri Asmoro Kurniawan
Tema Keluarga Sakinah

Senin malam selasa Ahad kedua 
Pemateri Ustadz Abdulloh Manaf Amin
Tema fikih Islam

 Senin Malam Selasa Ahad Ketiga 
 Pemateri Ustadz Abu Fatiah Al Adnani
Tema Akhir Zaman

Senin Malam Selasa Ahad KeEmpat
Pemateri Ustadz Abdulloh Manaf Amin
Tema fikih Islam

Foto : BDS Media

Rapat Koordinasi Pengurus : BDS berupaya melayani ummat lebih luas lagi. SRAGEN (04/09/2016). Setelah dilaunching pada tahun 2015, Balai Dakwah Sragen (BDS) berupaya mengembangkan luasan wilayah dakwah dalam setiap kegiatannya. Dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan semalam (04/09) dibahas kembali kegiatan - kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan kedepan.
Ayo ikuti..... 
Kajian rutin SeMaSa dengan tema >>>

"Menghadapi  Konflik Keluarga Bag II"

🔊Bersama 🔊
Ustadz Tri Asmoro Kurniawan ( Konsultan  Keluarga  Sakinah)

🎙Moderator
➡ Ustadz Syaiful Arif ( Penyiar Radio Hiz FM  dari Sragen)

🗓Senin, 05 September 2016

⏲19.30 - Selesai

🕌Masjid Al Ikhlas Gemolong (Selatan RSUD  Gemolong)

📎ajak teman dekat,keluarga,....dan saudara muslim.

✔agar menambah amal JARIYAH  kita,bantu share.....
➖➖➖➖➖➖➖➖
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
♻ BDS (BALAI DAKWAH SRAGEN)♻

📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/BalaiDakwahSragen
💻 Situs Resmi http://www.balaidakwahsragen.com
📲Fb. Balai Dakwah Sragen
📧Email. balaidakwahsragen@gmail.com
📱Whatsapp 0812-261-361-12

📜📜Ustadz  Abdulloh Manaf Amin

#Antara orang Jelek dan Baik #

Sebagaimana di jelaskan oleh Alloh SWT  dalam Al Quran  surat Al Anfal  (8) : 55

إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٥٥﴾

"Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka tidak beriman."

Sejelek  jelek manusia (makhluk  Alloh) menurut keterangan di atas Yakni orang orang  yang  tidak beriman(kafir)  meskipun orang itu baik, tidak pernah mencuri, tidak pernah bohong, dan lain sebagainya

Dalam keterangan lain
Al Quran  surat Al A'raf (7): 179

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ ﴿١٧٩﴾

"Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(Q.S.7:179)

Jadi orang jelek itu adalah  orang kafir. Akan tetapi orang baik itulah  orang -orang yang bertaqwa meskipun di dunia pernah melakukan zina, mencuri, dan lain sebagainya.

Sebagaimana  firman Alloh SWT
QS Add-Dzariyat(51):15-18

إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍ وَعُيُونٍ ﴿١٥﴾

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air,"(Q.S.51:15)

ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَىٰهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ ﴿١٦﴾

"mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik;"
(Q.S.51:16)


كَانُوا۟ قَلِيلًا مِّنَ ٱلَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴿١٧﴾

"mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam;"(Q.S.51:17)
وَبِٱلْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿١٨﴾

"dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)."(Q.S.51:18)
KamSo Bersama Ust. Hasan

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah menuturkan peringkaslah doamu dengan perbanyak istigfar karena apabila hati sudah bersih maka Allah akan mengabulkan permintaan hamba.



Adab-adab dalam Berdoa:
1.Ikhlas
Tidak berdoa keculi kepada Allah semata. Sebagian dari ibadah itu berupa doa.
QS. Yunus : 106
QS. Al Mu’min : 60
Hadits “Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah saja dan jika kami memohon maka memohonlah kepada Allah saja” (HR. Bukhari dan Muslim).
Meminta: bisa kepada siapa saja
Memohon: hanya kepada Allah
Berdoa adalah wujud bahwa kita masih meminta pertolongan kepada Allah.
2. Memilih waktu yang mustajab
- 1/3 malam yang terakhir
Allah turun di langit bumi di saat 1/3 malam terakhir.
- saat berpuasa
Siam tidak hanya menahan lapar, haus dan tidak berhubungan suami istri namun lebih dari itu, menahan dari hawa nafsu dari dirinya sendiri.
- antara adzan dan iqomah
Hadits “Tidak ada pemisah antara hamba dan Rob-Nya di saat adzan dan iqomah”. Hadits ini bersifat khusus menyebutkan keutamaan berdoa diwaktu tersebut. Dalil umum berlaku ketika doa setelah sholat, berdoa setelah berbuat kebaikan.
- saat sujud
- saat safar
- ketika turun hujan
Dalam keadaan itu setiap manusia akan merasa khawatir akan cuaca.
- wukuf di padang Arafah
3. Berdoa dengan mengangkat kedua tangan
“Ketika ada makhluk menengadahkan tangan seraya berdoa sampai diturunkan tangannya tidak terkabulkan doannya maka Allah merasa malu”
“Jikalau berdoa kepada Allah maka tengadahkan tangan dengan bagian dalam tanganmu”
4. Memulai dengan memuji Allah dan bersolawat kepada Rosul
5. Berdoa dengan suara yang lirih
QS. Al A’raf:55
Hadits “ Dari abu musa ra, ia berkata : bahwa suatu saat para sahabat pernah berdzikir dengan teriak-teriak. Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam mengingatkan: Wahai manusia, rendahkanlah suara kalian, sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada zat yang tuli. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Dekat”
6. Berdoa dengan khusyuk
 QS. Al Anbiyaa: 90  “....sesungguhnya mereka adalah orang0orang yang selalu bersefera dalam mengerjalan perbuatan kebaikan...”
7. Tidak tergesa-gesa
Hadits qudsi “Akan senantuasa di kabulkan da seseirang selama tidak tergesa-gesa, dia mengatakan aku telah berdoa akan tetapi belum dikabulkan” HR. Bukhari & Muslim
8. Tidak mendoakan keburukan
Dari jabir ra. Rosulullah SAW bersabda :”Janganlah kamu berdoa keburukan atas dirimu sendiri, atas anak-anakmu, atas pembantumu dan atas harta-hartamu. Karena andaisaja doa itu bertepatan dengan saa’tul ijaabah (waktu ijabah) maka pasti doa itu akan dikabulkan” HR. Muslim IV/2304
            Lauhq mahfud
            Saat di dalam kandungan
            Saat lailatul qodr
            Di setiap saat
9. Menjaga dari yang haram
Perhatikan usaha kamu niscaya akan terkabulkan dia kamu. Sesungguhnya tidaklah seseirang yang memasukkan kedalam mulutnya dari yang haram, kecuali tidak akan terkabulkan doanya selama 40 hari” HR. Shahih Muslim al Kabair 128, Ath Thabrany 6495, Al Haitsamy




Di Ji’ranah hari itu ada kecewa. Ada kebijakan Rasulullah yang tak dipahami.

Ada keputusan yang disalahmengerti. Sangat manusiawi kelihatannya. Orang-orang Anshar merasa disisihkan selepas perang Hunain yang menggemparkan.

Mereka telah berjuang total. Mereka berperang di sisi Rasul dengan penuh kecintaan. Tapi, harta rampasan perang lebih banyak dibagikan pada orang-orang Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya. Sementara pada mereka, seakan hanya memperoleh sisa.

Padahal, semua orang tahu, sebagaimana Rasul pun juga mengetahuinya: merekalah yang berjuang dengan sepenuh iman ketika orang-orang Quraisy dan kabilah Arab itu lari tunggang langgang pada serangan pertama pasukan Malik bin Auf An-Nashry.

Maka, hari itu di Ji’ranah, ada yang kasak-kusuk, ada yang memercikan api, “Demi Allah, Rasulullah saw telah bertemu kaumnya sendiri!” Kalimat itu jelas sarat kekecewaan.

Hari itu juga utusan Anshar, Sa’d bin Ubadah menemui Sang Rasul. Hatinya gusar. Ia ingin segera sampaikan apa yang dirasakan sahabat Anshar pada beliau. Ada yang mengganjal di hati, tapi (mungkin) mereka anggap tak layak untuk disampaikan. Sa’d bin Ubadahlah yang memberanikan diri.

“Ya Rasulullah, dalam diri kaum Anshar ada perasaan mengganjal terhadap engkau, perkara pembagian harta rampasan perang. Engkau membagikannya pada kaummu sendiri dan membagikan bagian yang teramat besar pada kabilah Arab, sementara orang-orang Anshar tidak mendapat bagian apapun.”

Kita menangkap protes itu disampaikan dengan lugas tapi tetap santun. Ada kecewa, tapi iman mereka mencegahnya dari sikap yang merendahkan. Ada ganjal di hati, tapi bukan amarah tak terkendali.

“Lalu, kamu sendiri bagaimana Sa’d?” tanya Sang Rasul.

“Wahai Rasulullah, aku tidak punya pilihan lain, selain harus bersama kaumku.” Jawab Sa’d menjelaskan perasaannya. Jujur. Apa adanya. Ia tidak menutup-nutupi bahwa dirinya juga kecewa. Rasulullah lalu meminta mengumpulkan semua orang Anshar. Pada mereka Rasul menenangkan.

“Bukankah dulu aku datang dan kudapati kalian dalam kesesatan, lalu Allah berikan kalian petunjuk? Bukankah dulu saat aku datang kalian saling bertikai, lalu Allah menyatukan hati kalian? Bukankah dulu saat aku datang, kalian dalam keadaan miskin, lalu Allah mengayakan kalian?”

Orang-orang Anshar itu membenarkan. Mereka memang sedang dilanda kecewa, tapi lihatlah betapa mereka memilih diam, dan tidak balik menyerang dengan kata-kata dan argumentasi yang dapat diungkapkan.

Disebabkan iman sematalah mereka bersikap hormat pada Sang Rasul, meski mereka teramat kecewa. Saya bayangkan hari itu di Ji’ranah. Para sahabat yang mengelilingi Rasulullah.

“Demi Allah, jika kalian mau kalian bisa mengatakan, ‘Engkau dulu datang kepada kami dalam keadaan didustakan, lalu kami membenarkan. Engkau dulu datang kepada kami dalam keadaan lemah, lalu kami menolongmu. Engkau dulu datang kepada kami dalam keadaan terusir, lalu kami memberikan tempat. Engkau dulu datang kepada kami dalam keadaan miskin, lalu kami yang menampungmu.”

Saya bayangkan Rasul yang mulia menghela nafas sejenak. Dapat kita rasakan kata-kata itu menggetarkan dada orang-orang yang diliputi iman itu. Saya bayangkan tempat itu mendadak senyap, kecuali suara Rasulullah yang teduh. Beberapa sahabat mulai menitikkan airmata.

“Apakah ada hasrat di hati kalian pada dunia?” tanya Rasulullah tanpa susulan jawab dari para sahabat. Semua terdiam.

Pertanyaan itu mengetuk sisi terdalam dari jiwa para sahabat. Jiwa yang sejak semula disemai iman.

“Padahal, dengan dunia itu aku hendak mengambil hati segolongan orang agar masuk Islam.” Rasul mulai menjelaskan alasan kebijakannya.

Saya bayangkan para sahabat Anshar yang mengangguk paham dalam diam. “Sedangkan terkait keimanan kalian, aku sudah teramat percaya.” Kata-kata itu begitu dalam dan jujur.

Tetes airmata tak kuasa lagi ditahan. Terlebih ketika Rasulullah melanjutkan, “Apakah kalian tidak berkenan di hati jika orang-orang lain pergi membawa onta dan domba, sementara kalian pulang bersama Rasul Allah?”

Sebuah perbandingan yang kontras. Kesadaran itu hadir tidak tiba-tiba. Tangis para sahabat meledak. Jika bukan karena iman, kekuatan apa yang mampu menghadirkan kesadaran setelah kekecewaan? Sungguh, iman merekalah yang menyebabkan semua itu terjadi.

Kisah di atas teramat panjang. Dari dalamnya kita belajar bagaimana dalam komunitas kebaikan sekalipun, kekecewaan itu nyaris tak dapat dielakkan.

Setiap kita mungkin pernah kecewa. Sebabnya bisa bermacam-macam. Tapi sebagiannya karena kita tak persepaham dengan orang lain; apakah kelakuannya, kebijakannya, pernyataannya, perhatiannya, atau apapun. Kita pun bisa kecewa karena merasa tidak mendapat dukungan yang memadai. Kecewa itu bisa muncul dimana-mana, bahkan dalam dakwah sekalipun.

Di dalam bilik-bilik rumah bisa lahir kekecewaan. Suami kecewa pada istri atau sebaliknya, istri kecewa dengan suami. Di ruang-ruang kerja, kekecewaan dapat juga timbul. Di manapun ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kekecewaan bisa hadir tiba-tiba.

Dalam dakwah, kecewa bisa juga tumbuh bagai ilalang. Sebabnya bisa bermacam-macam. Gagasan yang ‘dianggap’ tidak diperhatikan, selera-selera yang tak sama, kebijakan pimpinan yang tak memenuhi keinginan kita, perilaku dan tindakan ikhwah, dan yang lain.

Hanya kekuatan imanlah yang mampu menjaga kita dari penyikapan yang salah saat kecewa. Sebagian di antaranya menyikapi dengan marah, kalap, bahkan bisa juga dengan ‘mutung.’ Sebagian yang lain menyikapi dengan cara-cara yang lebih arif dan bijak.

Jika kecewa datang menggerogoti, periksalah kembali orientasi kita. Selialah motif kita. Periksa pula niat-niat kita dalam beramal dan beraktivitas. Inilah saat paling tepat untuk menakar motif dan orientasi kita.

Semoga pengiring atas rasa kecewa adalah sikap lapang dada, semangat beramal yang makin menggelora, keikhlasan yang mempesona, dan penghormatan pada sesama.

Jangan biarkan, kekecewaan ditanggapi dengan aktivitas yang tidak memuliakan kita. Jangan pula sampai kekecewaan menyeret kita pada devisit iman dan juga devisit emosi.

Sedari awal, kita memilih jalan dakwah,  bukan karena ingin selalu disenangkan. Bukan pula hasrat untuk terus dimenangkan. Kadang tak semua hasrat hati mesti terturuti. Begitulah tabiat perjalanan ini; kesediaan untuk berjalan bersama, mesti diikuti lapang dada atas segala kecewa yang muncul menggoda.

Kita memilih jalan dakwah semata karena berharap ridha Allah. Seluruh rasa kecewa itu hanyalah liliput atas kerinduan kita yang besar atas keridlaan Allah.

Semoga Allah menjaga keistiqamahan kita dan menguatkan keikhlasan kita dalam beramal.
|Dwi Budiyanto| Group HSMN AYAH-ANAK 


Alhamdulillah, setelah mendapat respon antusias dari jamaah pada kajian muslimah perdana, maka kini kajian muslimah jilid 2 akan diadakan lagi pada hari ahad 20 Maret 2016. Kajian kali ini akan diisi oleh konsultan keluarga Ust Tri Asmara Kurniawan dari Solo.