Agustus 2015



Mubes BDS: Menyusun kerja dakwah BDS & soliditas internal. BDS (30/08/2015). Kebaikan yang tidak ditata dengan baik akan mudah dikalahkan oleh kejahatan yang tertata rapi. Itulah salah satu semangat BDS untuk menggelar Musyawarah Besar pembahasan Program Kerja BDS kedepan. Mubes ini juga menjadi forum sinkronisasi dan membangun soliditas internal supaya kerja dakwah BDS lebih efektif dan menjangkau sekmen dakwah yang lebih luas lagi.

Mubes dilaksanakan pada hari Ahad (30/08) di RM. Sidoroso Gemolong dipimpin oleh dr. Dwi Anton Budhi Cahyono selaku Ketua BDS dan dihadiri oleh Pengurus BDS dari seluruh divisi. Mubes sehari penuh yang dimulai pukul 08.00 s/d 15.00 ini menghasilkan beberapa point diantaranya:
1. Penguatan struktur BDS dengan memperbaiki struktur kepengurusan;
2. Penyusunan program kerja jangka pendek;
3. Pembagian divisi menjadi:
    - Divisi Dakwah Multimedia
    - Divisi Pemberantasan Buta Al Qur'an
    - Divisi Kajian dan Dakwah
    - Divisi Internal Organisasi
4. Penguatan fungsi Litbang;
5. Menyepakati program kerja jangka pendek yang menjadi prioritan yaitu:
    a. Kajian Rutin Senin Malam
        Senin Pekan ke-1 bersama Ust. Tri Asmoro Kurniawan membahas tema Keluarga Sakinah
        Senin Pekan ke-3 bersama Ust. Abu Fatiah Al Adnani membahas tema Akhir Zaman
        Kajian rutin ini dilaksanakan di Masjid Al Ikhlas Gemolong (Selatan RSUD dr. Soeratno Gemolong) jam 20.00 WIB
    b. Kajian Menjelang Idul Adha
        Direncakanan dilaksanakan pada hari Ahad, 13 September 2015 di Masjid Baitussalam
Gemolong pada jam 06.30 WIB, bersama Ust. Imtihan membahas tema Udhiyah (Berqurban)
    c. Training Jurnalisme Islam
        Training Jurnalisme Islam direncanakan pada bulan Oktober 2015 dengan sekmen aktifis masjid
dan rohis sekolah
    d. Program pemberantasai buta huruf Al Qur'an
        Program kajian membaca & memperbaiki bacaan Al Qur'an bagi remaja, bapak-bapak maupun
ibu-ibu.
    e. Kajian Remaja
        Kajian Remaja direncanakan bulan Desember 2015

Semoga agenda dakwah yang direncanakan oleh BDS mendapatkan kemudahan dalam pelaksanaannya dari Allah azza wa jalla dan dapat melayani ummat lebih baik lagi. (@Edysut)




 

Bukan Panggilan Biasa
Kita Sering Mendengar- setiap hari, selama lima kali kaum muslimin mendengar seruan adzan yang berkumandang di masjid-masjid. Adzan ini memberitahukan telah masuknya waktu shalat agar manusia-manusia yang tengah sibuk dengan pekerjaannya istirahat sejenak memenuhi seruan Allah ‘azza wajalla. Demikian pula, yang tengah terlelap tidur menjadi terbangun lantas berwudhu dan mengenakan pakaian terbaiknya untuk menunaikan shalat berjama’ah.Ia menyadari bahwa Allah memberikan banyak nikmat termasuk mampu mendengar dan merasakan nikmatnya suara adzan, kemudian merealisasikannya dengan mendatanginya walaupun ia harus merangkak.

Berangkat dari sebuah kisah sahabat yang ingin meminta ijin tidak shalat jama’ah di masjid karena ia buta dan susah pergi ke masjidnya. Dialah Abdullah bin Ummi Maktum. Dia pun menghadap menemui Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam berkata,”Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang menuntunku ke masjid. Lalu ia meminta keringanan untuk diperbolehkan mengerjakan shalat dirumah. Rasulullah pun mengijinkan. Ketika orang itu pamitan, beliau memanggilnya, ”Apakah kamu mendengar seruan untuk shalat (adzan)? Laki-laki itu menjawab, Ya.” Jika demikian jawablah (dengan mendatangi) seruan itu! Sabda Rasulullah.

TIDAK AKAN MERUGIKAN
            Kita perhatikan dan alami sesungguhnya hanya sebentar, ketika kita melaksanakan shalat dimulai dari dikumandangkan adzan. Mungkin sayang waktu yang sangat sebentar tersebuat bersamaan rejeki yang akan didapat, namunkita tidak akan pernah mengetahui kalau  Allah kasih yang lebih baik dan banyak, manusia tidak bisa bermatematika dengan Allah. Karena bisa saja malah terjadi sebaliknya. Sesuatu yang diangan-angan dalam usaha doa dan tawakkal, tidak selamanya akan sama dengan kenyataan takdir yang Allah berikan kepada hambanya.

TANDA KEIMANAN DAN KEMENANGAN
Mereka yang berhak mendapatkan pertolongan Allah itu bukan sekedar mampu mengerjakan kewajiban-kewajiban tersebut dalam kondisi yang biasa-biasa saja. Yang Allah katakan adalah orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka, mereka melakukan itu semua. Sebelum kita membahas tentang empat hal itu, mari kita perhatikan prasyaratnya. Melakukan sholat, zakat, dan tetap memperjuangkan kebenaran dalam kondisi berkuasa dan memiliki posisi, ternyata tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Betapa banyak orang-orang yang jika disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaannya mereka menawar kedisiplinan dalam sholat. Dengan mudah meninggalkan shalat jamaah dengan berbagai alasan.Mari bersama-sama kita renungi hadits berikut:
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ : سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ  رواه البخاري
“Dari Anas dari Rasulullah Shollalloohu Alaihi Wasallam beliau berkata: Luruskan shaf-shaf kalian karena lurusnya shaf adalah bagian dari pendirian shalat.” (HR al-Bukhari)
Beliau mengatakan bahwa meluruskan shof adalah bagian dari mendirikan sholat. Kita telah mengetahui bahwa mengerjakan sholat tidak sama dengan mendirikan sholat. Yang dituntut dari kita adalah mendirikan sholat. Kalau meluruskan barisan sholat saja merupakan bagian dari mendirikan sholat, tentu saja tidak mungkin kita mendirikan sholat jika tidak ada shofnya. Artinya sholat yang tegak adalah sholat berjamaah. Menurutayat 41 surat al-Hajj, bahwa syarat pertama orang-orang yang Allah tolong adalah mereka tetap disiplin sholat berjamaah bagaimanapun sibuknya.
Kalau kita berkaca pada sejarah Islam kita dapat temukan bahwa mereka yang berhasil mengangkat panji-panji Islam di berbagai peperangan adalah orang-orang yang disiplin dalam shalat berjamaah. Ambil contoh misalnya Muhammad al-Fatih yang mampu menaklukkan Konstantinopel ibukota Bizantium. Diriwayatkan bahwa setelah beliau memasuki kota Konstantinopel (sekarang Istanbul) mereka sholat berjamaah. Sebelumnya Muhammad al-Fatih bertanya, “Siapa di antara pasukan Islam ini yang sejak baligh sampai sekarang ini belum pernah tertinggal shalat Shubuh berjamaah? Supaya dia maju menjadi imam.” Tidak ada yang menjawab. Sampai akhirnya beliau sendiri berkata, “Alhamdulillah yang telah menjadikan saya sejak baligh sampai sekarang belum pernah meninggalkan sholat shubuh berjamaah.”
Pada masa kini juga kita dapatkan contoh yang sama. Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah yang terpilih dalam jejak pendapat Islam OnLine sebagai pemimpin Islam terbaik, juga bukan hanya disiplin sholat jamaah. Bahkan beliau adalah imam mesjid yang mengimami shalat tarawih sepanjang Ramadhan tahun lalu. Dan bacaan beliau dikenal begitu menyentuh sehingga jamaah khusyu’ dan banyak yang menangis tersentuh bacaan al-Qur’an beliau.
Pada sisi lain kita temukan bahwa fenomena futur(berhenti) dalam sholat juga adalah indicator/ciri utama degradasi(penurunan) dalam peralihan generasi. Allah Subhaanahu Wa Ta’alaberfirman:”Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS Maryam: 59)
Ayat tersebut bercerita tentang generasi yang melanjutkan generasi-generasi pilihan yang Allah ceritakan pada ayat 58 sebelumnya, generasi para Nabi dan pengikut-pengikutnya yang setia. Masalah yang dihadapi oleh generasi-generasi teladan adalah mereka tidak dilanjutkan oleh generasi selanjutnya dengan kualitas keimanan yang sama. Allah menyebutkan masalah yang pertama dalam generasi tersebut adalah mereka menyia-nyiakan sholat. Kita bisa lihat bahwa sholat adalah kriteria pertama yang Allah sebut dalam syarat kemenangan, dan juga shalat adalah indicator terpenting yang muncul dalam kemunduran sebuah umat.

BANYAK WAKTU
            Sebenarnya banyak waktu atau kesempatan yang diberikan Allah, tinggal kita yang mengaturnya. Apapun yang kita kerjakan pastilah ada waktu untuk istirahat dan Allah memberikan waktu –waktu  shalat yang sesuai dengan fitrah manusia. Manusia bekerja 24 jam, shalat shubuh di awal pagi  Allah bangunkan manusia dengan badan yang segar dan telah berkurang bahkan hilang kelelahannya siap melakukan aktifitas pagi dengan berbagai kesibukannya masing-masing. Waktu dhuhur, dari pagi sampai siang atau tengah hari adalah waktu yang sangat baik untuk isturahat dan munajat atau dzikir dan doa. Secara kodrat bahwa manusia sangat lemah, maka waktu bekerja atau aktivitas seharian adalah melelahkan pastinya harus istirahat. Waktu Ashar, setelah memulai kegiatan dari siang, mengistirahatkan kembali dengan beberapa waktu. Magrib, hari mulai gelap karena matahari sudah tenggelam dan isya’ adalah puncak kelelahan pada manusia, sehingga waktu magrib sampai isya’ sangat sebentar. Sebelum istirahat panjang sholat isya’ dulu. Masya Allah, begitulah kasih sayang Allah yang tidak akan menyusahkan atau merugikan hambanya. Tinggal kita yang harus pandai memanagement atau mengatur waktu. Maka segeralah mengerjakan dan tiada lagi menunda-nunda, karena itu bukan kesetiaan dan bisa terjerumus pada kelalaian.

SUDAH TIDAK BERGUNA
            Saudaraku ... hidup hanya sekali, hanya hitungan detik, karena kita tidak tahu detik selanjutnya akan ada atau tidak. Ketika semua telah tiada maka tak akan berguna apapun semua yang kita miliki. Ketika tidak melaksanakan shalat adalah sebuah kerugian, jangankan meninggalkan hanya menunda saja sudah dianggap meremehkan dan sebagai pendusta agama. Ibnu Hazm berkata: “Tidak ada dosa yang lebih besar sesudah syirik, kecuali bagi orang yang mengakhirkan shalatnya dari waktu yang sebenarnya, dan juga membunuh seorang mukmin dengan cara yang tidak benar.”Rasulullah Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda: “Jika seseorang shalat pada awal waktunya, maka shalat itu akan naik ke atas langit menyerupai cahaya hingga berhenti di ‘Arsy. Lalu shalat itu memintakan ampun untuk pelakunya hingga hari kiamat sambil mengatakan, ‘Semoga Allah melindungimu, sebagaimana engkau telah menjaga aku. Dan jika seorang shalat di luar waktunya, maka shalatnya itu naik ke atas langit dengan diliputi kegelapan. Kemudian jika telah sampai ke atas langit, lalu dilipatlah shalat orang itu seperti melipat kain yang robek, dan kemudian dipikulkan kepada pelaku shalat tersebut sambil berucap, ‘Semoga Allah mengabaikan kamu sebagaimana engkau telah mengabaikan aku.” (HR. Ath-Thabrani).

KEMBALILAH

Saudaraku .... sudah berapa lama kita meninggalkan sholat berjamaah atau paling tidak melalaikan, dengan alasan kerja, capai sibuk padahal yang memcukupi rezeki kita adalah Allah, semakin hari semakin umur bertambah, kapan akan berubah? Mari berubah sekarang dengan melawan rasa malas dan segan. Mengapa dengan rajinnya engkau bekerja dengan semangat dan tepat waktu, kenapa tidak semangat untuk melangkahkan kakimu ke masjid?
Wahai saudaraku ...Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke MASJID.
Betapa banyak orang yg kaya raya tidak sanggup untuk mengerjakannya. Jangankan sehari lima waktu, seminggu sekali pun terlupa. Tidak jarang pula seumur hidup, tidak pernah singgah
ke sana.
Orang pintar dan pandai pun sering tidak mampu melakukannya. Walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga ke universitasdi Eropa, Australia ataupun Amerika.
Mampu melangkahkan kaki ke Jepang, Cina dan Korea dengan semangat yang membara, namun ke masjid, tetap saja perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh, walaupun telah bergelar Dr. Filsafat.
Pemuda yang kuat dan bertubuh sehat yg mampu menakluki puncak Gunung Guntur Garut dan Cikuray garut juga Everest pun sering mengeluh ketika diajak ke masjid.

Alasan mereka pun beragam. Ada yang berkata sebentar lagi, ada yg berkata takut dikata alim.

Maka berbahagialah dirimu wahai saudaraku. Bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki ke masjid.
Karena bagi kami, sejauh manapun engkau melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yg paling kami banggakan selain daripada perjalananmu ke masjid.
Biar kuberitahu rahasianya kepadamu. Sejatinya perjalananmu ke masjid adalah perjalanan untuk menemui Allah Rabbmu yang telah menciptakan dan memberikan segalanya. Itulah perjalanan yg diajarkan oleh Nabi serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabbnya.Maka lakukanlah walaupun engkau harus merangkak dalam gelap subuh, demi mengenal dan dikenal Robbmu. (SUNOTO, S.Pd.I.)



Training Menulis  Muslimah Bersama Fosigera
Training Menulis  Muslimah Bersama Fosigera
Ahad, 23 Agustus 2015. Hari bersejarah untuk para pemimpi muslimah. Bertempat di sebuah sekolah favorit, ruang khusus bercet biru nuansakan langit dengan puluhan buah karya warna-warni siswa-siswinya. Suasana yang indah untuk pertemuan yang indah, Aula SD IT An-Nuur Gemolong. Training menulis muslimah dengan tema “Aku Berani Menulis Dan Bisa Membuat Blog”. Ijinkan saya, si pengkhayal salah satu peserta dari acara ini, yang mencoba berani menulis dan mengharap bisa jadi penulis untuk melaporkan jalannya kegiatan ini.


FOSIGERA (Forum Silahurahmi Ibu Gemolong Raya) dengan yel-yel “Inspiratif, Berani Mencoba Dan Bisa!”, Mempercayakan jabatan ketua training kepada dr. Dyah andari dari eMHa Clinic and Herbal Ketro, Tanon. Kemudian Ketua FOSIGERA ibu Ika Agustina dari TPQ Al-Fatah Hadiluwih, Sumberlawang, beserta ibu-ibu soleha anggota FOSIGERA lainnya, membuat sebuah kegiatan positif, dengan kerja aktif untuk mencari muslimah kreatif melalui menulis dan blog. Target peserta dari panitia adalah sebanyak 50 orang. Saat pendaftaran dibuka dari bulan juni sampai hari H, terdaftar 44 orang peserta diluar panitia dari berbagai kota daerah gemolong raya. Dengan berbagai usia dan pekerjaan yang beragam. Mulai dari seusia anak SMA sampai ibu-ibu beranak empat. Namun memiliki satu hobi, dan keinginan yang sama yaitu menulis.

Menulis adalah cermin peradaban sebuah bangsa dan salah satu warisan para ulama kata ibu FOSIGERA. Sedang blog adalah simbol apa yang hebat tentang internet (Cameron Barret). Keduanya dipadukan untuk meneruskan warisan para ulama, menggoreskan tinta dengan tulisan-tulisan bermanfaat melalui media modern yaitu blog. Dahulu para ulama menggoreskan tintanya pada keras, batu, tulang, pelepah kurma, bahkan bagian dari tubuhnya sendiri karena kebingungan tak ada tempat lagi untuk menyimpan ilmu yang bermanfaat bagi umat manusia. Kini, teknologi semakin berkembang. Banyak wadah untuk menampung tulisan. Bukan hanya sekedar ilmu, tapi opini, curahan hati, pengalaman, resep-resep sampai tips untuk membuat sesuatu pun bisa ditulis di media apa saja yang kamu suka.

Training muslimah bersama FOSIGERA ini, menghadirkan dua pembicara dari club menulis Surakarta. Pertama beliau adalah bunda Rica Novanti dengan nama penanya Islahun Nisa. Pengisi materi satu bertajuk “ Menghidupkan kembali Tradisi Menulis Sebagai Warisan Para Ulama”. Penulis buku Muslimah Cantik Luar Dalam ini, menuturkan bahwa Sejarah umat islam itu hanya diwarnai dengan dua warna, hitam pena ulama dan merah darah syuhada. Kedua beliau adalah Bunda Laila TM, bukan Talk Mania melainkan Tri Muria. Pengisi Materi dua bertajuk “ Aku Berani dan Bisa Menulis “. Ada seuntai kata di kutip dari seorang penulis terkenal tere liye. Menulis itu ada dua cara. Satu, menulis itu gak ada aturannya. Dua, kalau menulis itu ada aturannya, maka kembali lagi kepada cara yang pertama. Disetiap kesempatanpun beliau selalu mengatakan ini, kalau mereka bilang ayo kerja, kalau saya ayo nulis.

Acara Training menulis muslimah, memiliki beberapa kegiatan pendukung. kegiatan pertama penyampaian materi seputar menulis yang disampaikan oleh penulis-penulis hebat. Ada praktek langsung pembuatan blog oleh para peserta dibantu oleh pembicara beserta segenap panitia. Dilengkapi wifi sebagai fasilitas. Kemudian ada kegiatan tanya jawab.  Dua pertanyaan disampaikan oleh dua peserta dan pertanyaan itu mewakili tanda Tanya kami dalam hal menulis. Bagaimana kalau tulisan yang kita tulis itu salah? Adakah tips-tips cara memulai untuk bisa menulis? Jawabnya pun mudah. Jangan takut salah, mintalah teman atau orang terdekatmu untuk membaca tulisanmu kemudian mintalah pendapatnya atau cari reverensi sumber-sumber yang berhubungan dengan tulisanmu. Tak ada tips khusus untuk bisa menulis, yang penting tulis saja. Banyak ide disekitar kita, begita tutur beliau. Setelah itu ada praktek menulis. Pembicara menyajikan gambar dan kami para peserta mengomentari dan dituangkan dalam sebuah tulisan sesuai pemikiran dan gaya bahasa kami. Kegiatan terakhir yang tak kalah menarik adalah pembagian doorprice.

Acara demi acara terlewati dengan baik dan lancar. Kata-kata mutiara penuh makna banyak terlontar. Pembicara yang manis lagi baik hati, dengan sabar dan semangatnya mencoba memotivasi kami. Mereka selalu mengatakan kalau menulis itu tidak perlu bakat. Menulis itu tidak perlu mood. Menulis itu tidak harus menunggu ide datang. Semua hal yang ada di sekitar kita bisa dijadikan bahan untuk menulis. Hal-hal yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-haripun bisa kita angkat dan kita catat sesuai dengan cara pandang kita. Jangan ragu karena manusia pasti punya potensi.

Target acara ini adalah menggali potensi menulis dan penguasaan media informasi bagi muslimah digemolong raya sebagai bentuk peran aktif di masyarakat. Ada banyak penulis diluar sana, tapi sedikit penulis yang mengerjakan tulisannya dengan potensinya sendiri. Seperti mengkopi paste tulisan-tulisan yang sudah ada. Perilaku ini bukan hal yang aneh lagi di masyarakat bahkan sudah menjadi hal yang biasa dan dianggap wajar. Padahal ini sama saja dengan membajak karya orang lain dan membuktikan semakin miskinnya penulis yang benar-benar telah menulis.

Kenapa harus menulis? Begitu banyak alasannya. Beberapa diantaranya adalah karena menulis adalah ibadah. Karena menulis mengikat ilmu yang akan selalu diingat dan tertanam dikepala. Karena menulis adalah amar ma’ruf nahi munkar dan karena menulis dapat meneguhkan keimanan manusia. Just write it, tulis saja apa yang ingin kamu tulis.  Jadi, mulailah menulis!! Segeralah menulis!! Bismillah.. Saya Aryani Tera Sari, dari depan layar lepi melaporkan.