|
Training Menulis Muslimah Bersama Fosigera |
Ahad, 23 Agustus 2015. Hari bersejarah untuk para pemimpi muslimah. Bertempat di sebuah sekolah favorit, ruang khusus bercet biru nuansakan langit dengan puluhan buah karya warna-warni siswa-siswinya. Suasana yang indah untuk pertemuan yang indah, Aula SD IT An-Nuur Gemolong. Training menulis muslimah dengan tema “Aku Berani Menulis Dan Bisa Membuat Blog”. Ijinkan saya, si pengkhayal salah satu peserta dari acara ini, yang mencoba berani menulis dan mengharap bisa jadi penulis untuk melaporkan jalannya kegiatan ini.
FOSIGERA (Forum Silahurahmi Ibu Gemolong Raya) dengan yel-yel “Inspiratif, Berani Mencoba Dan Bisa!”, Mempercayakan jabatan ketua training kepada dr. Dyah andari dari eMHa Clinic and Herbal Ketro, Tanon. Kemudian Ketua FOSIGERA ibu Ika Agustina dari TPQ Al-Fatah Hadiluwih, Sumberlawang, beserta ibu-ibu soleha anggota FOSIGERA lainnya, membuat sebuah kegiatan positif, dengan kerja aktif untuk mencari muslimah kreatif melalui menulis dan blog. Target peserta dari panitia adalah sebanyak 50 orang. Saat pendaftaran dibuka dari bulan juni sampai hari H, terdaftar 44 orang peserta diluar panitia dari berbagai kota daerah gemolong raya. Dengan berbagai usia dan pekerjaan yang beragam. Mulai dari seusia anak SMA sampai ibu-ibu beranak empat. Namun memiliki satu hobi, dan keinginan yang sama yaitu menulis.
Menulis adalah cermin peradaban sebuah bangsa dan salah satu warisan para ulama kata ibu FOSIGERA. Sedang blog adalah simbol apa yang hebat tentang internet (Cameron Barret). Keduanya dipadukan untuk meneruskan warisan para ulama, menggoreskan tinta dengan tulisan-tulisan bermanfaat melalui media modern yaitu blog. Dahulu para ulama menggoreskan tintanya pada keras, batu, tulang, pelepah kurma, bahkan bagian dari tubuhnya sendiri karena kebingungan tak ada tempat lagi untuk menyimpan ilmu yang bermanfaat bagi umat manusia. Kini, teknologi semakin berkembang. Banyak wadah untuk menampung tulisan. Bukan hanya sekedar ilmu, tapi opini, curahan hati, pengalaman, resep-resep sampai tips untuk membuat sesuatu pun bisa ditulis di media apa saja yang kamu suka.
Training muslimah bersama FOSIGERA ini, menghadirkan dua pembicara dari club menulis Surakarta. Pertama beliau adalah bunda Rica Novanti dengan nama penanya Islahun Nisa. Pengisi materi satu bertajuk “ Menghidupkan kembali Tradisi Menulis Sebagai Warisan Para Ulama”. Penulis buku Muslimah Cantik Luar Dalam ini, menuturkan bahwa Sejarah umat islam itu hanya diwarnai dengan dua warna, hitam pena ulama dan merah darah syuhada. Kedua beliau adalah Bunda Laila TM, bukan Talk Mania melainkan Tri Muria. Pengisi Materi dua bertajuk “ Aku Berani dan Bisa Menulis “. Ada seuntai kata di kutip dari seorang penulis terkenal tere liye. Menulis itu ada dua cara. Satu, menulis itu gak ada aturannya. Dua, kalau menulis itu ada aturannya, maka kembali lagi kepada cara yang pertama. Disetiap kesempatanpun beliau selalu mengatakan ini, kalau mereka bilang ayo kerja, kalau saya ayo nulis.
Acara Training menulis muslimah, memiliki beberapa kegiatan pendukung. kegiatan pertama penyampaian materi seputar menulis yang disampaikan oleh penulis-penulis hebat. Ada praktek langsung pembuatan blog oleh para peserta dibantu oleh pembicara beserta segenap panitia. Dilengkapi wifi sebagai fasilitas. Kemudian ada kegiatan tanya jawab. Dua pertanyaan disampaikan oleh dua peserta dan pertanyaan itu mewakili tanda Tanya kami dalam hal menulis. Bagaimana kalau tulisan yang kita tulis itu salah? Adakah tips-tips cara memulai untuk bisa menulis? Jawabnya pun mudah. Jangan takut salah, mintalah teman atau orang terdekatmu untuk membaca tulisanmu kemudian mintalah pendapatnya atau cari reverensi sumber-sumber yang berhubungan dengan tulisanmu. Tak ada tips khusus untuk bisa menulis, yang penting tulis saja. Banyak ide disekitar kita, begita tutur beliau. Setelah itu ada praktek menulis. Pembicara menyajikan gambar dan kami para peserta mengomentari dan dituangkan dalam sebuah tulisan sesuai pemikiran dan gaya bahasa kami. Kegiatan terakhir yang tak kalah menarik adalah pembagian doorprice.
Acara demi acara terlewati dengan baik dan lancar. Kata-kata mutiara penuh makna banyak terlontar. Pembicara yang manis lagi baik hati, dengan sabar dan semangatnya mencoba memotivasi kami. Mereka selalu mengatakan kalau menulis itu tidak perlu bakat. Menulis itu tidak perlu mood. Menulis itu tidak harus menunggu ide datang. Semua hal yang ada di sekitar kita bisa dijadikan bahan untuk menulis. Hal-hal yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-haripun bisa kita angkat dan kita catat sesuai dengan cara pandang kita. Jangan ragu karena manusia pasti punya potensi.
Target acara ini adalah menggali potensi menulis dan penguasaan media informasi bagi muslimah digemolong raya sebagai bentuk peran aktif di masyarakat. Ada banyak penulis diluar sana, tapi sedikit penulis yang mengerjakan tulisannya dengan potensinya sendiri. Seperti mengkopi paste tulisan-tulisan yang sudah ada. Perilaku ini bukan hal yang aneh lagi di masyarakat bahkan sudah menjadi hal yang biasa dan dianggap wajar. Padahal ini sama saja dengan membajak karya orang lain dan membuktikan semakin miskinnya penulis yang benar-benar telah menulis.
Kenapa harus menulis? Begitu banyak alasannya. Beberapa diantaranya adalah karena menulis adalah ibadah. Karena menulis mengikat ilmu yang akan selalu diingat dan tertanam dikepala. Karena menulis adalah amar ma’ruf nahi munkar dan karena menulis dapat meneguhkan keimanan manusia. Just write it, tulis saja apa yang ingin kamu tulis. Jadi, mulailah menulis!! Segeralah menulis!! Bismillah.. Saya Aryani Tera Sari, dari depan layar lepi melaporkan.
6 komentar
Nice report mbk tera. Barakallah..lanjutkan terus potensi menulisnya
BalasHapusJempol deh buat Ukhti Tera... Terus menulis yaa, agar semakin terasah dan semakin tajam. Semangat karena Allah :-*
BalasHapusAyo yg lain bs nyusul ngirim ilmunya, biar nggak mangkrak, nnt malah berkarat... he
BalasHapusAcara bisa ditindaklanjuti agar semakin trampil n reflek menulisnya jalan...kapan fosifera ?
BalasHapusAcara bisa ditindaklanjuti agar semakin trampil n reflek menulisnya jalan...kapan fosifera ?
BalasHapusKeren deh laporannya,,,, Cukup komplit,,,,
BalasHapusNamun, sayakok baru bisa menulis hanya di kolom komen saja,,, hehehe,,,